Proses Pasupati Kandapat

APAKAH ANDA PERNAH TAHU PROSES PASUPATI KANDA PAT & DASAKSARA?

Melalui media ini, kami berusaha menyebarluaskan kegiatan BWSG Bali pada saat dilaksanakannya Prosesi Pemasupatian Kanda Pat sekaligus Dasaksara terhadap sejumlah siswa BWSG Bali dengan sarana menggunakan KEREB yaitu selembar kain putih yang di rajah dengan berbagai aksara suci dan modre sebagai wujud kekuatan bagi penggunanya.

Silahkan simak penjelasannya. Prosesi Pemasupatian/Penyepuhan angga Semeton BWSG Bali diawali dengan persembahyangan bersama, saling bergantian sesuai cluster semeton yang hadir.

Pada saat yang bersamaan Maha Guru BWSG Bali Jro Mangku Alit Pengadangan mempersiapkan segala sarana upakara dan dilanjutkan dengan nganteb serta mohon petunjuk dan restu Hyang Widhi dalam segala manifestasinya, khususnya dalam prabawa beliau sebagai Hyang Pasupati, Ratu Gede Sakti Dalem Nusa, Ratu Nyoman Sakti Pengadangan, Ratu Gede Sakti Segara Gni, Ratu Ayu Manik Mas Maketel, Hyang Dewi Saraswati, Hyang Brahma, Hyang Siwa Guru, dengan menggunakan sarana Banten Pasupati serta ayaban Pasupati, Tirta Pasupati.

Prosesi Pemasupatian dan Penyepuhan angga semeton BWSG Bali ini dilaksanakan setiap hari Tumpek Landep-Saniscara Kliwon Landep-bersamaan dengan acara Hari Piodalan Ida Ratu Kandapat Sari di Sekretariat BWSG Bali Jalan Sedap Malam No.4 Br. Abian Tubuh, Kesiman,Denpasar, Bali. Peserta Pemasupatian dan/ atau Penyepuhan ini adalah mereka yang sudah terdaftar sebagai sisya BWSG Bali, terutama yang sudah melaksanakan brata berbagai warna dan tingkatan.

Dalam pemasupatian ini, sisya BWSG Bali menggunakan sarana KEREB, yang melambangkan alam semesta dengan segala isinya dalam wujud tata surya dewata beserta kekuatannya yang disimbolisasikan dalam wujud sastra dan aksara suci, berupa sastra Dasaksara, Pancaksara, Triaksara, Dwiaksara, Dasabayu serta Sastra Modre. Fungsi Kereb Itu adalah sebagai wakil alam semesta yang kita harapkan dapat memberikan nilai hidup dan nilai fungsi dari setiap Ilmu pengetahuan, agar bisa kekal di dalam tubuh kita. Tentunya dengan tujuan kebaikan.

Selain itu fungsi Kekereb itu setelah digunakan oleh sisya BWSG adalah agar dapat digunakan untuk melindungi semua anggota keluarga dari segala mara bahaya, dan dapat memberikan keteduhan hati bagi setiap orang yang berada dalam rumah tersebut.

Nah itulah harapan kita, dimana di dalam Pasemetonan Bayu Wisesa Segara Gni wajib memohon Pasupati (Pemasupatian angga). Dengan diberikan nilai hidup pada semua pelajaran dan/ atau keilmuan itu berupa “ajian” berarti sisya BWSG Bali dianggap sudah syah dan dapat menjalankan/menggunakan setiap Ilmu tersebut tanpa harus ragu akan adanya kesalahan selama kita berbuat kebaikan dan tujuan kita baik.

Dalam prosesi ini, tujuan utamanya adalah menyelaraskan dan menserasikan seluruh komponen anatomi tubuh manusia dengan energi terutama fungsi organ utama seperti Jantung, Hati, Empedu, Ginjal, Limpa, Usus, Paru, Kerongkongan, Inti Hati dan Ujung Hati sebagai wadah dan tempat berstananya Sastra Dasaksara, atau Sastra Panca Aksara dan Panca Brahma, serta Sastra Triaksara dan Dwiaksara termasuk Sastra Ongkara Tunggal Dalam keilmuan Kandapat fungsi anatomi tersebut di atas juga bisa diletakkan atau lebih tepatnya distanakan Sang Catur sanak dalam berbagai tingkatan semisal Kanda Pat Bhuta, Kandapat Nyama, Kandapat Sidhi, Kandapat Dewa, Kandapat Subiksa dan sebagainya.

Tentunya semua itu dapat terjadi melalui proses yang panjang, berkesinambungan serta ditempuh dengan berbagai halangan dan rintangan yang tidak bisa dianggap ringan, terutama masalah waktu, tenaga, korban perasaan serta cibiran tetangga atau saudara terdekat, dan semua harus bisa dilampaui dengan hati yang kukuh, disiplin serta kebulatan tekad yang tinggi. Rahayu.

508 komentar untuk “Proses Pasupati Kandapat”

  1. Avatar